Bupati Andri Wirman: Hari Ini 20 Desember 2023 Derita 50 Tahun Petani Sawah DiBaruah Nagari Salo/Agam Berakhir
Kurun Waktu lebih 50 Tahun lebih, petani sawah di Baruah Nagari Salo, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, harus menerima kenyataan. Setiap kali panen, mereka harus mengeluarkan upeti pemakaian air. Nilainya cukup fantastis.
Bila upeti itu tidak dibayar?, jangan harap mereka (para petani...red) akan mendapatkan sumber air. Gagal panen?, tentu saja tidak, sebab dengan segala keterbatasan, bayar upeti itu harus mereka dipenuhi meski berdampak terhadap tingginya biaya produksi.
Kasus itu sudah berlangsung setengah abad (50 tahun) lebih. Realita itu tidak diingini Bupati Kabupaten Agam Andri Wirman.
Melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Kadis PUPR) Kabupaten Agam Ofrizon ST. Bupati Andri Wirman mewanti-wanti, derita petani sawah seluas 76 Ha di Baruah Nagari Salo itu harus tuntas tahun 2023.
“Saya berharap, awal tahun 2024 para petani itu sudah merdeka. Mereka tidak harus ketergantungan dengan sumber air berbayar”, ujar Kepala Dinas PUPR Agam Ofrizon ST, mengutip penegasan Bupati Adri Wirman. Selasa 19 Desember 2023.
“Setidaknya setiap kali musim tanam, kami (petani) harus mengeluarkan upeti pemakaian air 115 Belek”, timpal Ketua Kelompok Petani Pemakai Air (KPPA) sawah di Baruah, Mawardi Kari Tumangguang (67).
Ia merinci jika satu Belek padi dihargai Rp. 93.000,- . Itu artinya setiap kali masa panen, Petani harus mengeluarkan sewa air Rp. 9.695.000,-.
Nah kalau kami panen 3 kali setahun, berarti kami membayar air yang dicurahkan dari langit Rp. 30 juta. Gila...? memang Rahmad yang diberikan Tuhan, dikomersialkan?.
“Hal itulah yang merisaukan saya sejak dipercaya memimpin Nagari”, timpal Walinagari Salo Ali Amran.
Menurut nyiak wali, bila petani terlambat membayar upeti, akan mempengaruhi musin tanam, sebab pasokan air yang bersumber dari hulu Batang Agam, tidak bisa melalui ampangan Daerah Irigasi (DI) sawah di Baruah, karena posisi sawah lebih tinggi dari DI. Satu-satu pasokan sumber air melalui lahan milik mereka?. Dan itu berbayar.
Kondisi itulah yang dimanfaatkan oleh otoritas yang mengaku pemiliki sumber air, menutup pintu air, dan membuka setelah berbayar. Menurut mereka air mengalir di lahan mereka dan tidak ada yang gratis.
Bukan berarti selama ini Pemerintah Kabupaten Agam tidak peduli. Namun kepedulian yang diberikan setengah hati, anggarannya dibatas-batasi, usia ampangan paling banter 3 bulan dan jebol. Kasus proyek gagal sawah di Baruah itu sudah berulang kali
Tapi tidak bagi Bupati Agam Andri Wirman. Sang Bupati mewanti, proyek selesai mutu terpakai.
“Penegasan Bupati jelas. Kami tidak ingin kecolongan. Sebab PPA Sawah di Baruah pernah dinobatkan sebagai Petani Pemakai Air terbaik 1 se Sumatera Barat tahun 2013 lalu. Namun gagal ke Istana Negara, karena sumber air berbayar”, ungkap Kadis PUPR Agam Ofrizon ST.
Jadilah derita petani sawah di Baruah Nagari Salo itu berkepanjangan selama 50 tahun lebih, terang se orang tokoh masyarakat Nagari Salo.
Menurut tokoh tadi, bila saja satu musim taman (panen) produksi padi per 1 Ha menghasilkan 6 Ton gabah. Artinya Bupati Agam, telah menyelamatkan 4.560 ton padi (gabah) persatu kali masa panen, atau 13.680 Ton satu tahun masa panen (manyabik), Itu artinya hasil panen betul-betul dinikmati para petani dan pemilik sawah.
Dengan selesainya proyek Ampangan sawah di Baruah yang dikerjakan rekanan CV. Alam Minang hari ini tgl 20 Desember 2023. Nagari Salo sudah dapat dicatat sebagai salah Nagari di Kabupaten Agam, sebagai penyumbang Swasembada pangan pada Pemerintah Kabupaten.
Sebab petani bila musim tanam tiba, hanya fokus memikirkan biaya pupuk, upah mambajak dan upah manyabik.
Uang kompensasi air berbayar tadi bisa dimanfaatkan biaya sekolah anak-anak atau untuk memenuhi kebutuhan lain.
“Kedepan hal itu tidak akan terulang, karena kami sebagai pemilik proyek, menempatkan profesional rekanan kontraktor CV. Alam Minang, yang mengerjakan proyek senilai Rp. 1,099 miliar melalui anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) tahun 2023”, kata Ofrizon.
Rentang waktu pekerjaan yang kami berikan cukup lama yaitu 240 hari kalender, dan diawasi Cv. Giwam Tama Engineering, agar rekanan CV. Alam Minang, bebas berekreasi membangun sumber air yang dibutuhkan petani sesuai perjanjian kontrak yang mereka tanda tangani.”, ujar Kadis PUPR Agam Ofrizon ST.
Pernyataan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Agam Ofrizon, diamini sejumlah masyarakat, setelah melihat profesionalitas dan kinerja rekanan Cv. Alam Minang.
“Kami harus profesional mengerjakan setiap proyek yang dipercayakan Negara pada CV. Alam Minang”, timpal Direktur CV. Alam Minang Nasril, dalam sebuah perbincangan sesaat akan melakukan serah terima proyek pada masyarakat Kelompok Petani Pemakai Air sawah di Baruah, Rabu 20 Desember 2023.
“Ya... pintu pasokan air Ampangan untuk pertama kali dialiri air hari ini Rabu 20 Desember 2023 di buka. Insya allah, derita petani selama puluhan tahun itu akan berkahir”, harap Direktur CV Alam Minang Nasril optimis.(asroel bb).